

Kraton Kasepuhan Cirebon
Pada tahun 1479 Masehi Syarif Hidayatulah berkuasa dan mem-bangun Keraton Kasepuhan yang dinamakan Keraton Pakungwati. Bergelar Sunan Gunung Jati. Pada tahun 1527 Sunan Gunung Jati mengangkat anaknya sebagai kepala pemerintahan di Banten dan bergelar Sultan Hasanuddin. Sejak abad ke-17 Kerajaan Cirebon dibagi atas tiga kekuasaan yaitu Sultan Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan. Namun pusat kegiatan politik, sosial dan budaya terpusat di kraton Kasepuhan.
Kraton yang terletak di Ujung selatan Jl. Lemah Wungkuk ini memiliki gaya arsitektur perpaduan antara Sunda, Jawa, Islam, Cina dan Belanda. Kraton ini merupakan tempat tinggal dari Sultan Kasepuhan, namun sebagian besar dari kraton ini dapat dikunjungi oleh wisatawan. Didalam Kraton terdapat Paviliun yang dindingnya dihias dengan ubin Delftberwarna putih dan biru, lantai dari marmer serta beberapa lampu antik dari Perancis tergantung di langit-langit.
Kraton ini memiliki museum dengan koleksi antara lain wayang golek, keris, meriam, mebel, dan berbagai senjata buatan portugis dan kostum kerajaan. Koleksi Museum yang paling mengesankan adalah kerata Singa Barong, sebuah kereta perang kerajaan peninggalan abad ke 17 yang memiliki bentuk mewakili beberapa unsur kebudayaan yang ada di Cirebon. Kereta yang ditarik oleh kerbau putih ini memiliki belalai yang menyerupai gajah (Hindu), badan kepala menyerupai naga (cina) dan sayap (Islam) serta ada Lukisan Prabu Siliwangi yang serasa hidup kalo kita memandangnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar